Prinsip Ekuivalensi Gravitasi


Tinjaulah dua kerangka referensi : (1) sebuah kerangka referensi (inersial) yang tanpa percepatan S di mana di dalamnya ada sebuah medan gravitasi uniform dan (2) sebuah kerangka S’ yang mengalami percepatan uniform terhadap sebuah kerangka inersia tetapi yang di dalamnya tidak ada medan gravitasi. Di dalam teori relativitas umum, Albert Einstein memperlihatkan bahwa dua kerangka seperti itu adalah persis ekuivalen secara fisis. Yakni, eksperimen yang dilakukan di bah kondisi – kondisi yang sama di dalam kedua kerangka ini harus memberikan hasil yang sama. Inilah prinsip ekuivalen.
Misalkan bahwa sebuah kapal ruang angkasa berada di dalam keadaan diam di dalam sebuah kerangka referensi inersia S di dalam mana ada sebuah medan gravitasi uniform., katakanlah di permukaan bumi. Di dalam kapal ruang angkasa tersebut benda – benda seperti apel, yang dilepaskan, akan jatuh dengan suatu percepatan, katakanlah g, di dalam medan gravitasi tersebut; benda – benda yang berada di dalam keadaan diam – seperti seorang astronot yang duduk di atas lantai atau sebuah bungkusan di atas sebuah neraca pegas yang diikatkan ke loteng – akan mengalami sebuah gaya, yang berturut – turut dikerahkan oleh lantai atau pegas, yang menentang beratnya.
Misalkan sekarang bahwa roket – roket dihidupkan dan kapal ruang angkasa melaju ke sebuah daerah angkasa luar di mana  tidak ada medan gravitasi. Misalkan percepatan kapal ruang angkasa tersebut, yakni percepatan kerangka kita yang baru S’ adalah a = -g terhadap kerangka inersia S; yakni, kapal tersebut dipercepat menjauhi bumi di luar daerah di mana medan bumi (atau suatu medan gravitasi lain) adalah cukup besar. Kondisi – kondisi di dalam kapal ruang angkasa sekarang akan serupa dengan kondisi – kondisi di dalam sebuah kapal ruang angkasa yang diam dipermukaan bumi. Di dalam kapal ruang angkasa tersebut, jika astronot melepaskan sebuah apel, maka apel tersebut akan dipercepat ke bawah relatif terhadap kapal ruang angkasa dengan percepatan g. Ternyata karena sebuah benda yang bebas dari sesuatu gaya akan bergerak dengan kecepatan uniform relatif terhadap kerangka inersia S, maka semua benda seperti itu, akan kelihatan jatuh dengan percepatan g yang sama terhadap kapal ruang angkasa, S’.  Selanjutnya, benda – benda yang diam relatif terhadap kapal ruang angkasa tersebut – seperti seorang astronot yang sedang duduk di atas lantai atau sebuah bungkusan pada sebuah bungkusan pada sebuah neraca pegas yang diikatkan ke loteng – akan mengalami gaya – gaya yang tak dapat dibedakan dari gaya – gaya yang mengimbangi beratnya di dalam kasus bila kapal ruang angkasa tersebut adalah diam di dalam sebuah medan gravitasi di dalam S.
Sesungguhnya, jika astronot tersebut tidak mengetahui bahwa roket – roket mempercepat kapalnya dari S, maka dia akan dibenarkan di dalam menyimpulkan bahwa dia berada di dalam sebuah medan gravitasi – sebuah medan yang tarikannya telah mempercepat apel yang jatuh di dalam S’ dan yang tarikannya diperlukan sehingga gaya pengimbang dipakaikan kepada bungkusan (tegangan di dalam pegas) dan kepada astronot (gaya normal dari lantai) untuk membuat bungkusan dan astronot tersebut tetap diam di dalam S’. Astronot tersebut tidak akan dapat mengatakan perbedaannya, dari pengamatan di dalam kerangkanya sendiri, di antara situasi di dalam mana kapalnya dipercepat relatif terhadap sebuah kerangka inersia di dalam sebuah daerah yang tidak mempunyai medan gravitasi dan situasi di dalam mana kapal ruang angkasa tersebut tidak dipercepat di dalam sebuah kerangka inersial di dalam mana terdapat sebuah medan gravitasi yang uniform. Kedua situasi tersebut adalah persis ekuivalen.
Einstein telah menunjukkan bahwa, dari prinsip ekuivalen, maka disimpulkan bahwa seseorang tidak dapat berkata mengenai percepatan absolut dari sebuah kerangka referensi, tetapi hanya mengenai percepatan relatif, sama seperti yang disimpulkan dari teori relativitas khusus bahwa orang tidak dapat berkata mengenai kecepatan absolut dari sebuah kerangka referensi, tetapi hanya mengenai kecepatan relatif. Didapatkan juga dari prinsip ekuivalen bahwa massa inersia dan massa gravitasi adalah sama. Untuk semua benda yang bebas dari suatu gaya akan bergerak dengan kecepatan uniform relatif terhadap sebuah kerangka referensi inersia tak peduli betapapun massa inersailnya, dan karena itu maka semua benda tersebut akan mempunyai  percepatan yang sama relatif terhadap kerangka referensi yang dipercepat. Maka, dari prinsip ekuivalen dari S dan S’
, maka semua benda seharusnya jatuh dengan percepatan yang sama di dalam sebuah medan gravitasi homogen.
Dari pembicaraan yang sebegitu jauh kita melihat bahwa sebuah medan gravitasi uniform dapat ditiru oleh sebuah “medan percepatan”. Sesungguhnya, sebuah medan gravitasi uniform dapat “dihilangkan” dengan mentransformasikan kepada sebuah kerangka referensi yang dipercepat di dalam arah medan dengan sebuah percepatan yang besarnya sama dengan besarnya percepatan yang disebabkan oleh medan tersebut. Diana kerangka yang baru ini partikel yang geraknya mula – mula dipengaruhi oleh medan gravitasi sekarang adalah sebuah partikel bebas. Misalnya di dalam sebuah satelit bumi buatan sebuah apel dilepaskan oleh seorang astronot tidak akan jatuh relatif terhadap satelit dan astronot itu sendiri akan bebas dari gaya – gaya yang melawan tarikan gravitasi sebelum peluncuran, sehingga dia merasakan bahwa dia tidak mempunyai berat. Akan tetapi, apa umumnya, medan gravitasi, seperti medan gravitasi bumi, tidaklah uniform di seluruh ruang, sehingga orang tidak dapat mengganti medan gravitasi di seluruh ruang dengan hanya mentransformasikan kepada sebuah kerangka referensi tunggal yang dipercepat terhadap sumber medan tersebut. Kita akan memerlukan sebuah kerangka yang berbeda yang dipercepat di setiap titik di dalam ruang untuk meniru seluruh medan gravitasi tersebut.



Postingan terkait: