Laporan Elektronika Penyearah Gelombang

Penyearah Gelombang

Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang “Penyearah Gelombang”. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu menerapkan komponen dioda sebagai penyearah gelombang, membuat rancang bangun penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh sederhana, serta menentukan besar riak tegangan dan tegangan keluaran hasil penyearahan tanpa dan dengan filter. Komponen utama yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dioda penyearah yang berfungsi merubah tegangan AC menjadi DC. Pada penyearah setengah gelombang diguanakan satu buah dioda sedangkan untuk penyearah gelombang penuh menggunakan empat buah dioda. Metode pengambilan data dilakukan dengan mengamati osiloskop untuk menentukan tegangan input dan tegangan outputnya, juga digunakan Transformator 6 volt dan 12 volt sebagai tegangan sumbernya. Adapun data-data yang dikumpulkan meliputi tegangan output, tegangan input serta nilai resistansi resistor dan  kapasitas kapasitor.


Kata kunciDioda, penyearah setengah gelombang, penyearah  gelombang penuh, tegangan potong dioda, tegangan beban DC, rangkaian filter.






A. Metode Dasar
D. Alat dan Bahan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan

Ditinjau dari sifat alirannya, listrik dibedakan antara listrik arus searah (Direct-Current, dc) dan listrik arus bolak-balik (Alternating_Current, ac). Disebut listrik arus searah jika arahnya tetap, meskipun mengkin besarnya berubah.arus searah yang besarnya tetap disebut arus rata. Arus searah yang besarnya berubah sebagai fungsi waktu disebut arus denyut atau arus pulsa.
Pada listrik bolak-balik, GGL (gaya gerak listrik) serta arusnya mempunyai lebih dari satu arah tau arahya berubah sebagai funsi waktu. Arus bolak-balik dibedakan antara arus bolak-balik yang mempunyai  fungsi atau pola grafik sinusoidal dan arus bolak-balik non sinusoidal

 (Bakri, Martawijaya, & Saleh, 2008)
Hampir semua rangkaian elektronik membutuhkan suatu sumber tegangan DC yang teratur antara 5 V hingga 30 V. Dalam beberapa kasus, pencatuan ini dapat dilakukan secara langsung oleh baterai atau sel kering lainnya (misalnya 6 V, 9 V, 12 V), namun dalam kasus lainnya akan lebih menguntungkan apabila kita menggunakan sumber AC standar.
Ada dua jenis sistem penyearah gelombang yang umum digunakan, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
Penyearah Setengah Gelombang (Half – Wave Rectifier)
Sebuah dioda ideal dan sebuah resistor beban RL yang dirangkai secara seri dengan sebuah sumber daya a.c. diperlihatkan seperti pada Gambar 6.2. Model gelombang masukan dan keluaran rangkaian ditunjukkan pada Gambar 6.3.



Jika penyearah setengah gelombang adalah sebuah rangkaian seri, maka dengan hukum Kirchhoff untuk tegangan, jatuh tegangan pada beban ditambah jatuh tegangan pada dioda harus sama dengan tegangan sumber v, atau
VL = Vm = vVF = v – 0,7V
Nilai rata-rata dari setengah gelombang sinus dari siklus penuh ac adalah nilai puncak dibagi dengan p. Sedangkan nilai rata-rata tegangan beban, yang tidak lain adalah tegangan beban d.c., adalah nilai puncak dari garis tegangan dibagi dengan p.
;di mana VF = 0,7 V adalah tegangan potong dioda.

1.    Variable Low Step-down
Transformer                       1 buah
2.    Papan rangakain                 1 buah
3.    Dioda penyearah                4 buah
4.    Kapasitor Elektrolit            2 buah
5.    Resistor                              1 buah
6.    Osiloskop Sinar Katoda
(CRO) + Probe                    1 set.
7.    Kabel penghubung             3 buah

Pada praktikum ini, dilakukan dua kegiatan yaitu penyearah setengah gelombang yang menggunakan satu dioda dan penyearah gelombang penuh dengan empat dioda. Tegangan sumber yang digunakan sebesar 5.95 volt dan 11.88 volt.
Pada kegiatan I, untuk Vs 5.95 volt,  diperoleh Vin sebesar 18 volt, Vp sebesar 9 volt sedangkan untuk Vs 12 Volt, diperoleh Vin sebesar 35 volt, Vp 17.5 volt, baik tanpa filter maupun dengan filter. Terlihat bahwa besarnya tegangan yang masuk (Vin) sama dengan dua kali besarnya tegangan puncaknya (Vp). Sedangkan tegangan keluaran (Vout) yang diperoleh untuk Vs 5.95 volt sebesar 8 volt untuk tanpa filter, 4 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 1.4 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Untuk Vs 11.88 volt diperoleh Vout sebesar 17 volt untuk tanpa filter, 8 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 3 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Sedangkan secara teori tegangan keluaran (Vout) yang diperoleh untuk Vs 6 volt sebesar 8.3 volt untuk tanpa filter, 8.18 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 1.8 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Untuk Vs 12 volt diperoleh Vout sebesar 17.3 volt untuk tanpa filter, 16.36 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 3.6 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Terlihat bahwa tegangan keluaran lebih besar jika tanpa menggunakan kapasitor. Jika menggunakan kapasitor, semakin besar kapasitansi kapasitor yang digunakan maka semakin kecil tegangan keluaran yang dihasilkan. Hasil praktek yang diperoleh sesuai dengan teori. Adanya perbedaan nilai teori dengan nilai praktek yang diperoleh disebabkan oleh instrument percobaan yang kurang baik.
Pada kegiatan II, untuk Vs 6 volt, diperoleh Vin sebesar 18 volt, Vp sebesar 9 volt sedangkan untuk Vs 12 Volt, diperoleh Vin sebesar 36 volt, Vp 18 volt baik tanpa filter maupun dengan filter. Terlihat bahwa besarnya tegangan yang masuk (Vin) sama dengan dua kali besarnya tegangan puncaknya (Vp). Sedangkan tegangan keluaran (Vout) yang diperoleh untuk Vs 6 volt sebesar 6.8 volt untuk tanpa filter, 1.8 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 0.8 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Untuk Vs 12 volt diperoleh Vout sebesar 16 volt untuk tanpa filter, 3.6 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 1.6 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Sedangkan secara teori tegangan keluaran (Vout) yang diperoleh untuk Vs 6 volt sebesar 7.6 volt untuk tanpa filter, 4.09 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 0.9 volt menggunakan kapasitor 100 µF. Untuk Vs 12 volt diperoleh Vout sebesar 16.6 volt untuk tanpa filter, 8.18 volt menggunakan kapasitor 22 µF, dan 1.8 volt menggunakan kapasitor 100 µF.. Terlihat bahwa tegangan keluaran lebih besar jika tanpa menggunakan kapasitor. Jika menggunakan kapasitor, semakin besar kapasitansi kapasitor yang digunakan maka semakin kecil tegangan keluaran yang dihasilkan. Hasil praktek yang diperoleh sesuai dengan teori. Adanya perbedaan nilai teori dengan nilai praktek yang diperoleh disebabkan oleh instrument percobaan yang kurang baik.



I.     Daftar pustaka
Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.
Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1.  Bandung : Penerbit ITB.
Theraja, B.L,. & Theraja, A.K. 1994. A Text Book of Electrical Technology, Vol. IV. New Delhi : Nirja Construction & Development Co. (P) .


Untuk mendapatkan versi lengkapnya, silahkan unduh/download DISINI









Postingan terkait: