Laporan Elektronika Rangkaian Penapis RC



Rangkaian Penapis RC


Abstrak
Telah dilakukan praktikum yang berjudul Rangkaian Penapis RC. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu membedakan jenis rangkaian RC tapis lolos rendah dan tinggi, menentukan frekuensi cut-off rangkaian tapis RC lolos rendah dan lolos tinggi berdasarkan bode-plot, dan merancang suatu sistem rangkain tapis RC tingkat satu. Data-data yang dikumpulkan meliputi frekuensi, tegangan output, tegangan input serta nilai dari resistor dan kapasitor. Frekuensi cut-off dapat ditentukan berdasarkan grafik pada saat alih tegangan bernilai -3 dB. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa tegangan keluaran rangkaian RC lolos rendah berubah terhadap frekuensi, yaitu makin tinggi frekuensi maka semakin kecil tegangan keluarannya (Vout) sedangkan pada  rangkaian RC tapis lolos tinggi nilai tegangan keluaran juga berubah terhadap frekuensi yaitu makin tinggi frekuensinya maka nilai tegangan keluarannya juga semakin tinggi. Timbulnya penyimapangan antara hasil teori dengan praktik disebabkan oleh human error serta instrument yang tidak baik.


Kata kunci :  Frekuensi cut-off, resistor, kapasitor, rangkaian tapis RC lolos rendah, rangkaian tapis RC lolos tinggi.





1.   Metode Dasar



Riak (ripple) merupakan sesuatu yang tidak diinginkan, karenanya harus diusahakan untuk direduksi sekeci mungkin. Salah sat metode yang biasa digunakan untuk mereduksi amplitude riak keluaran dari sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstanta waktu pelepasan muatannya.

Dasar pemahaman tentang proses tanggapan frekuensi ini, maka kita hanya akan mengkaji pada sifat RC yang bisa meloloskan frekuensi rendah dan tinggi dan sebagai  alat pengubah  (converter) gelombang persegi-ke-segitiga dan persegi-ke-pulsa dengan, masing-masing, mengintegrasikan dan mendiferensialkan gelombang inputnya dan rangkaiannya sendiri masing-masing disebut rangkaian integrator dan rangkaian diferensiator orde 1, yang hanya terdiri dari sebuah resistor yang seri dengan sebuah kapasitor  yang ditunjukkan oleh gambar berikut.
Untuk pengintegralan RC, sinyal keluaran rangkaian merupakan integral dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh :
    (3.1)
dan untuk pendiferensialan RC, sinyal keluaran rangkaian merupakan diferensial dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh :                                              (3.2)
Untuk keduanya, integrator dan diferensiator, sinyal akan mengalami ”pelemahan” sinyal dari daya mula-mulanya pada suatu nilai frekuensi yang disebut frekuensi       cut – off  (fc) yang dinyatakan oleh :
                    (3.3)
2.   Identifikasi Variabel
a.    Variabel manipulasi : frekuensi (Hz)
b.   Variabel respon : tegangan output (V)
c.    Variabel kontrol : Tegangan input (V), Kapasitas Kapasitor (F) dan resistansi resistor (Ω)



3.   Definisi Operasional Variabel
a.    Frekuensi adalah merupakan frekuensi yang berasal dari audio function generator yang digunakan sebagai frekuensi masukan kedalam rangkaian yang diubah-ubah berdasarkan kenaikan logaritmik.
b.   Tegangan input adalah beda potensial dari AFG ke dalam rangkaian yang dibaca melalui skala osiloskop dan dinyatakan dalam satuan volt.
c.    Tegangan output adalah adalah beda potensial dari rangkaian yang dibaca melalui skala osiloskop dan dinyatakan dalam satuan volt.
d.   Resistansi resistor adalah besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca dari warna cincin pada badan resistor dalam satuan Ω.
e.    Kapasitas kapasitor adalah besarnya nilai tampungan yang dapat menyimpan muatan didalam kapasitor dan dinyatakan dalam satuan Farad.

4.   Alat dan Bahan
  1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe, 1 set
  2. Audio Function Generator, 1 buah
  3. Resistor, 1 buah
  4. Kapasitor, 1 buah
  5. Kabel Penghubung.


5.   Prosedur Kerja
Dalam melakukan kegiatan percobaan ini, ada dua jenis rangkaian yang anda harus analisis. Tetapi kedua rangkaian tersebut pada prinsipnya adalah sama. Hanya yang membedakan adalah cara pengambilan outputnya saja.
a.    Rangkaian Tapis RC Lolos Rendah (Integrator).

Membuat rangkaian seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut di atas papan kit.
1.      Sebelum melakukan pengamatan terhadap outputnya, maka terlebih dahulu harus mencatat dan mengukur :
v  Nilai / harga komponen C dan R.
v  Memperkirakan besar frekuensi potong (Cut-Off) rangkaian yang anda buat dengan menggunakan Pers. (3.3).
v  Mengukur tegangan puncak Vi (maksimum) audio generator untuk gelombang persegi.
v  Mempelajari dengan seksama kalibrasi untuk basis waktu dan basis tegangan pada Osiloskop.
2.      Setelah itu melakukan pengamatan dan pengukuran untuk tegangan output Vo dengan langkah-langkah sebagai berikut:
v  Setelah tampilan output tampak pada layar monitor osiloskop dan sudah dipastikan bahwa sistem rangkaian sudah berfungsi dengan baik, maka dilakukan langkah berikutnya dengan memutar tombol / pemutar frekuensi pada angka penunjukan 30 Hz.
v  Mengukur tegangan puncak yang tampak pada layar monitor dan sekaligus gambar model gelombang keluarannya.
v  Melakukan langkah (2) dan langkah (3) untuk frekuensi dengan kelipatan logaritma.
v  Mencatat hasil pengamatan anda pada lembar.
b.    Rangkaian Tapis RC Lolos Tinggi  (Diferensiator).

Selanjutnya untuk percobaan ini bentuk rangkaiannya sama  dengan bentuk rangkaian pada gambar rangkaian integrator, hanya yang menjadi output adalah R (resistor). Dan proses pengamatan dan pengambilan data sama prosesnya dengan rangkaian Tapis RC lolos rendah. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar rangkaian  diferensial berikut:


7.   Pembahasan
Percobaan yang dilakukan adalah percobaan tentang rangkaian penapis RC. Rangkaian penapis RC ada yang meloloskan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tingi yang disebut rangkaian integretor dan rangkaian penapis RC yang meloloskan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah yang disebut diferensiator. Percobaan ini bertujuan untuk membedakan rangkaian integrator dan diferensiator, menentukan frekuensi cut-off rangkaian integrator dan diferensiator serta merancang suatu sistem rangkaian tapis RC tingkat satu.
Pada percobaan ini digunakan satu buah resistor dan satu buah kapasitor sehingga disebut sebagai rangkaian RC tingkat satu. Pada Percobaan ini ada 2 kegiatan yang dilakukan yaitu integrator dan diferensiator. Dimana dicari besarnya frekuensi cut off dan nilai kutub tapis. Untuk  menetukan frekuensi cut-off  baik rangkaian integrator maupun rangkaian diferensiator secara teori dapat dicari melalui persamaan f = 1/(2πRC), secara praktikum ditentukan dengan menganalisis kurva hasil percobaan, pada kura alih tegangan terhadap frekuensi akan tampak pada saat alih tegangan menunjukkan nilai -3 dB maka pada titik tersebut akan ditunjukkan nilai frekuensi cut-offnya. Pengamatan berdasarkan bode plot adalah hubungan antara fungsi alih tegangan dan frekuensi, dimana frekuensi yang ditunjukkan pada bode plot, digunakan sebagai hasil praktikum.
 Pada kegiatan integrator, fc teori adalah 12918  Hz dan fc praktikum sebesar 8000 Hz. Kemudian nilai kutub tapis secara teori sebesar 81169 rad/s, sedangkan nilai kutub tapis secara praktikum sebesar 50240 rad/s.
Pada Percobaan diferensiator, diperoleh nilai fc teori  12918 Hz dan nilai fc secara praktikum sebesar 6500 Hz. Sedangkan besar nilai kutub tapis diferensiator pada teori sebesar 81169 rad/s, sedangkan secara praktikum sebesar 40820 rad/s. Hasil antara nilai teori dan praktikum memiliki perbedaan yang cukup jauh. Hal ini dapat disebabkan oleh human error dalam melakukan pengamatan juga karena instrument yang tidak dalam keadaa baik.

8.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
a.       Rangkaian RC tapis lolos rendah meloloskan frekuensi rendah tetapi menahan frekuensi tinggi sedangkan rangkaian RC tapis lolos tinggi meloloskan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah.
b.      Frekuensi cut-off pada kurva terletak pada skala -3 dB fungsi alih tegangan terhadap frekuensi yaitu 8000 Hz pada integrator sedangkan pada diferensiator frekuensi cut-off diambil dari kurva pada skala 3 dB fungsi alih tegangan terhadap frekuensi yaitu 6500 Hz.
c.       Merancang rangakain RC tingkat satu dengan cara merangkai satu kapasitor dan satu resistor yang disusun secara seri.



9.   Daftar pustaka
Martawijaya, M. A., dkk. 2008. Dasar – Dasar Elektronika, Buku 1. Makassar : Badan Penerbit UNM Makassar.
Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1.  Bandung : Penerbit ITB.
Theraja, B.L,. & Theraja, A.K. 1994. A Text Book of Electrical Technology, Vol. IV. New Delhi : Nirja Construction & Development Co. (P) LTD.


Untuk mendapatkan versi lengkapnya, silahkan unduh/download DISINI

Postingan terkait: